Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya | jual goodie bag
Data UNEP menyatakan, setiap tahunnya sebanyak 0,5 hingga 1,3 juta ton sampah plastik masuk ke perairan Indonesia. Sampah tersebut tidak hanya berasal dari Indonesia, namun juga dari negara lain, seperti Asia Timur, atau negara-negara yang memiliki koneksi jalur laut dengan Indonesia, serta sungai.Direktur United Nations for Environment Program (UNEP) Erik Solheim menegaskan, "Hal ini adalah waktu terakhir kita mengatasi masalah plastik yang mengotori lautan kita. Polusi plastik menyerang pantai Indonesia, menetap ke dasar laut di Kutub Utara, dan naik melalui rantai makanan ke meja makan kita." "Selama ini kita telah berdiam diri terlalu lama, sedangkan permasalahan ini semakin parah. Hal ini harus kita hentikan," dia menambahkan.
Indonesia memiliki target untuk mengurangi 70 persen sampah yang ada wilayah perairan lautnya. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, pada acara kampanye Global PBB untuk Laut Bersih, di Nusa Dua Bali, Kamis (23/2). Pernyataan Menko Kemaritiman Luhut juga dibenarkan oleh Menteri LHK. "Ketika kita bilang 70 persen adalah target kita, maka pengertiannya adalah tujuh puluh persen dari 65 juta ton sampah di Indonesia (one in one year)," ujar Siti.Sebagai catatan, sekitar 14 persen dari target tersebut adalah sampah plastik. Di dalam rencana jangka menengahnya, Indonesia bertekad untuk mengurangi sampah plastik sebanyak 70 persen di tahun 2025.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya mengkomunikasikan kebijakan penerbitan pajak kantong belanja plastik guna menciptakan kebijakan yang holistik dan tepat untuk dijalankan.Terkait dengan penerbitan pajak bagi kantong belanja plastik, Siti Nurbaya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa hasil uji coba menunjukkan secara kuantitas memang ada penurunan yang signifikan dalam penggunaan kantong plastik.Untuk itu, lanjutnya, untuk menciptakan kebijakan yang holistik dan tepat untuk dijalakan, pihaknya juga harus berkomunikasi dengan kementerian lain seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, dan hal yang paling berdampak dari tiap kebijakan adalah industri dan masyarakat atau komunitas.
"Kita harus mendengar juga suara dari produsen plastiknya, dari pedagang plastiknya, dari komunitasnya yang meminta akuntabilitas dari para peritelnya, ini tengah kami diskusikan terus, dan setelah saya banyak berdiskusi dengan asosiasi plastiknya. Biodegradable plastic, atau jenis lainnya juga kita sedang kaji saat ini, untuk jadi alternatif," katanya. Sedangkan hal yang paling membanggakan bagi dirinya adalah tercatatnya lebih kurang 1.000 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang berperan aktif dalam upaya penyadartahuan kepada masyarakat akan pentingnya mengelola sampah. Hal ini merupakan kesempatan bagi pemerintah untuk mempererat mata rantai komunitas yang sekaligus pelaku gerakan bersih sampah ini, ujar dia.
Diperlukan Pendekatan Law Compliance untuk Atasi Sampah Perkotaan | jual goodie bag
Karena hasil survey yang dilakukan YPBI setelah surat edaran diberlakukan, para padagang mengalihkan penggunaan kemasan makanan dari mika platik yang tebal, selain harga kemasannya lebih mahal, juga bisa merusak lingkungan. “Saat ini kita harus mendorong para produsen plastik dan PS Foam untuk menghasilkan produk-produk dengan jenis biodegradable atau minimal yang degradable (mudah terurai) dengan penggunaan logo SNI atau minimal ada logo Ekolabel diproduk-pruduknya,” kata dia.Lebih lanjut Ananda bilang, agar masyarakat bisa memahami mana produk yang bisa merusak lingkungan dan produk yang sudah go green. Intinya, sebuah kebijakan ligkungan juga harus memperhatikan aspek lainnya seperti dampak ekonomi, sosial dan politik. Karena saya dengar sudah ada satu pabrik PS Foam yang tutup dan mem PHK kan karyawannya.
Moh. Salman Fauzi menyatakan, berkaitan dengan surat edaran Walikota Bandung yang melarang styrofoam dapat dipahami sebagai kebijakan yang memang seharusnya dilakukan untuk mengurangi sampah. Namun dari kebijakan tersebut memang banyak yang mengkritisi dan memberikan masukan, khususnya dari pengusaha produsen styrofoam, sehingga bisa saja surat edaran tersebut diperbaiki untuk disempurnakan.Sedangkan ratu sampah Sri Bebassari menyampaikan agar kita bisa tertib di darat bersih di sungai, tertib di darat bersih di laut, bila ada sampah ke sungai dan ke laut artinya itu “kecelakaan” karena masih banyak orang yang buang sampah sembarangan dan d isisi lain juga menunjukan bahwa sistem pengelolaan sampah kita masih bermasalah. “Di beberapa negara maju tidak ada masalah isu berkaitan sampah plastik atau Styrofoam, Karena memang pengelolaan sampahnya sudah benar,” paparnya.
Diperlukan manajemen pengelolaan sampah yang apik dan modern serta law enforcement yang tegas bagi pencemar lingkungan dengan penanganannya bersifat komprehenshif.Demikian hasil kesimpulan diskusi publik tentang manajemen sampah perkotaan dan timbulan sampah PS Foam, yang dilakukan Yayasan Peduli Bumi Indonesia bekerjasama dengan Badan Ekeskutif Mahasiswa UPI Bandung dan Inswa.Menurut Ketua Yayasan Peduli Bumi Indonesia (YPBI) Ananda Latif dalam keterangan pers yang diterima Investor Daily, diperlukan pendekatan secara law compliance, yaitu menumbuhkan ketaatan masyarakat terhadap kaidah-kaidah hidup di perkotaan secara apik dan ramah lingkungan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara edukasi dan sosialisasi ekolabel 1 dan ekolabel 2 yang telah ditetapkan oleh kementerian LHK dan mengeluarkan banyak SNI untuk produk-produk ramah lingkungan.
“Dengan demikian masyarakat memperoleh pengertian yang benar tentang perilaku ramah lingkungan yang berkelanjutan,” katanya.Diskusi diselenggarakan dalam rangka Hari Sampah yang jatuh setiap tanggal 21 Februari lalu. Acara dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkot Bandung Dra. Kamalia Purbani, MT. Sedangkan sebagai pembicara utama hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan (DLHK) Mohamad Salman Fauzi, S.iP MSi, dan Direktur Umum PD Kebersihan pemkot Bandung Ir. Gun gun Saptari Hidayat, Sri Bessari yang dikenal sebagai ratu sampah dan mendapatkan kalpataru dari presiden Jokowi pada tahun 2015, perwakilan dari BPPT serta pengamat Hukum Lingkungan Abdulah Subur SH.
Timbulan sampah berbentuk polysterene foam (PS Foam) atau styrofoam telah memicu reaksi Pemerintah Kota Bandung beberapa waktu lalu. Yakni mengeluarkan Surat Edaran Walikota tentang pelarangan PS Foam. Ananda tak setuju dengan langkah tersebut. Di mana, lanjut Ananda, produsen kemasan plastik dan PS Foam yang mudah terurai (ramah lingkungan) seharusnya didorong untuk memacu ekonomi secara kreatif, bukan melarang karena dikuatirkan akan mematikan industri yang berdampak bertambahnya pengangguran.Dalam pandangan Ananda, niat walikota Ridwal Kamil punya tujuan yang baik untuk mengurangi sampah styrofoam di kota bandung, tapi juga harus diberikan alternative bagi pengguna styrofoam yang biasanya adalah para pedagang makanan.
Indonesia targetkan kurangi 70 persen sampah plastik | jual goodie bag
Ia juga mengungkapkan bahwa dalam sejumlah diskusi yang dilakukan bersama pihak-pihak terkait, penggunaan plastik yang dapat terurai atau "degradeable plastic" menjadi alternatif yang dapat dipertimbangkan. Para pelaku usaha, lanjut Siti, juga memerlukan waktu menyangkut pengemasan apabila pembatasan penggunaan plastik diimplementasikan namun di sisi lain mereka melihat masih adanya peluang lain dengan mengolah kembali sampah plastik.
Begitu juga apabila penggunaan plastik dilarang total, Siti menyatakan bahwa secara psikologi sosial masyarakat terutama di pasar-pasar tradisional, kantong plastik masih digunakan."Jadi pemerintah harus menjadi simpul menegosiasikan pemikiran dan kami masih saat ini duduk bersama (diskusi)," katanya.
Sementara itu terkait uji coba pengenaan tarif penggunaan plastik yang sempat diberlakukan di sejumlah pusat perbelanjaan dan toko modern, saat ini pihak terkait masih melakukan pembahasan terkait keberlanjutan uji coba itu.Siti menjelaskan dari segi jumlah, memang plastik dapat dikurangi secara signifikan namun aspirasi dari pedagang, industri dan ritel di Indonesia juga perlu didengar.
jual goodie bag