Imbauan Plastik Berbayar tak Banyak Berpengaruh, Sehari 60 Ton Sampah Plastik Dibuang | goodie bag custom
"Kalau harga segitu, masyarakat Balikpapan lebih memilih beli lah. Tujuan utamanya untuk mengurangi plastik tapi yang orang lihat malah harganya. Lucu kan, " keluhnya."Itu terjadi karena kita tidak seragam menetapkan harga, tidak mengikuti SE Walikota makanya kita berharap mereka bisa ikut SE Walikota. Plastik berbayar ini bukan hanya untuk ritel modern, tapi juga pasar tradisional. Kita melihatnya ini bukan modern atau tidak modern, tapi bagaimana mengurangi plastik," ujar Suryanto.Saat ini ritel modern memberlakukan harga Rp 200 per plastik sedangkan ritel lokal sesuai Perwali harga minimal Rp 1.500.
Menurut Suryanto terjadi penurunan keberhasilan penerapan kantong plastik berbayar pada ritel modern, seperti supermarket dan mal. Namun peritel lokal justru mengalami keberhasilan.
Ketika ditanya berapakah kira‑kira pengurangan sampah kantong plastik pasca -pemberlakukan kebijakan kantong plastik berbayar, Suryanto belum bisa memprediksi."Ini yang agak sulit. Tidak berani saya ngomong nanti asbun (asal bunyi) saya," ucapnya.untuk Ratusan Mahasiswa
"Kalau sekarang kan karena tidak ada kekuatan memaksa sulit juga. Tapi bisa itu dihitung nanti. Mungkin dari total itu bisa turun sedikit tapi namanya kantong plastik kan tidak terlalu berat."
Meski demikian, jika nanti sudah diberlakukan PP‑nya secara masif barulah BLH menghitung.
Suryanto mengaku belum menghitung total sampah kantong plastik setiap harinya karena beratnya terlalu ringan jika dibandingkan sampah plastik besar seperti ember dan sejenisnya."Itu data dari orang Jepang yang ngitung. Bukan dari kita. Nggak mungkin bohong dia. Mereka metodologinya bagus," imbuhnya lagi."Walaupun sampah plastik itu belum dipisah, bukan hanya kantong plastik loh, tapi termasuk kursi plastik, ember plastik. Masa masyarakat tidak mau mendukung kotanya dikotori 60 ton plastik setiap harinya," ujar Suryanto.
Tjiwi Kimia Percayakan Proses "Finishing" Tas Belanja kepada Warga Sekitar Pabrik | goodie bag custom
Sugiyanto mengatakan, KP kantong belanja merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari pembuatan tas atau kantong belanja eksklusif yang meliputi pelipatan, pengeleman, hingga pemasangan tali.
"Secanggih apa pun mesin pabrik, tidak dapat sepenuhnya menggantikan detail dan kecermatan yang dihasilkan manusia. Beberapa produk yang kami hasilkan masih memerlukan penanganan secara manual, khususnya proses finishing," ujar perwakilan Humas TKIM, Sugiyanto, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (9/10/2016).
Melalui program Kemitraan Proses (KP) kantong belanja, selain untuk meningkatkan kualitas produk TKIM, program ini juga bertujuan mendongkrak usaha kecil dan ekonomi masyarakat sekitar.Unit Industri Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas yakni PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) melibatkan 1.400 warga yang tersebar di sekitar lokasi pabrik, meliputi 27 desa di 7 kecamatan seputar Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, dan Jombang untuk melakukan tahap finalisasi produk kertasnya.
"Tahap produksi tersebut membutuhkan proses finishing berupa penjilidan dan perekatan cover buku. KP hard cover memiliki lima kelompok mitra usaha yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 190 orang," katanya.Sementara itu, KP Cetak menjadi jenis kemitraan ketiga untuk keperluan percetakan (offset) meliputi pencetakan cover dan plastik sheet. Kemitraan ini memiliki tiga mitra usaha, dan mampu menyerap puluhan tenaga kerja dari daerah Mojokerto, Surabaya, dan Gresik.
"Kami tentunya tidak melepas para mitra usaha begitu saja. Ini berkaitan dengan pemenuhan standar kualitas yang ketat dari perusahaan," ucap Sugiyanto.Selain kantong belanja, Tjiwi Kimia juga melibatkan masyarakat untuk mengerjakan tahap akhir produksi hard cover buku.Agar kualitas tetap terpelihara, Tjiwi Kimia menyediakan pelatihan, bantuan modal, selain tentunya juga bahan baku. Jenis KP yang dilaksanakan antara lain kantong belanja, hard cover, dan cetak.
Pemerintah memberlakukan kebijakan plastik berbayar bagi masyarakat | goodie bag custom
Pantauan Tribun Kaltim di beberapa pusat perbelanjaan di Balikpapan tak satu pun masyarakat yang belanja membawa kantong dari rumah.Tujuannya agar konsumen membawa kantong sendiri dari rumah saat berbelanja sehingga bisa sampah plastik.Sejak 21 Februari 2016, pemerintah memberlakukan kebijakan plastik berbayar bagi masyarakat yang belanja di pusat perbelanjaan maupun minimarket. Konsumen dikenakan pembayaran Rp 200 per kantong plastik.
Dikemukakan, sekitar 25 persen konsumen Hypermart telah sadar membawa kantong belanjaan sendiri. Dirinya sempat menyesalkan beberapa persepsi dari konsumen yang berpikir kantong plastik berbayar merupakan gagasan perusahaan untuk meraup keuntungan tambahan."Kalau tren di sini (Hypermart) fluktuatif, naik turun. Sejak diberlakukan Februari lalu hingga 2 bukan ke depannya penggunaan sempat turun signifikan," kata Manager on Duty Hypermaty Plaza Balikpapan, Andi Widayat saat ditemui Tribun.
Dari data Mei 2016 jumlah konsumen yang menggunkan kantong plastik berbayar mencapai 42.368 orang. Sementara naik pada Juni 51.870 orang, menurun pada Juli menjadi 50.489 orang.Pantuan di Hypermart Plaza Balikpapan pun sama. Kebanyakan konsumen masih menggunakan kantong plastik berbayar.Dari data, terjadi penurunan pembelian plastik dari Mei hingga Juni, namun meningkat lagi pada Juli bertepatan dengan momen Lebaran.
Namun pada momen Lebaran kembali melonjak angka penjualan plastik berbayar.Manager Farmers Market Rizaldy N Tanfiari melalui Asisten Supervisor Fruit & Vegetable, Hadrawiah mengatakan sempat terjadi pengurangan pasca diterapkannya plastik berbayar tersebut.Para kasir selalu menanyakan kepada konsumen apakah membawa kantong sendiri atau menggunakan plastik berbayar.Sebagian besar tetap memilih menggunakan plastik yang disediakan di kasir supermarket, tempat mereka belanja, meski harus membayar Rp 200.
Goodie Bag Custom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar