Pemerintah Kota (Pemkot) Solo hingga kini belum menerima laporan | Spunbond Printing
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo Hasta Gunawan berencana memanggil sejumlah peritel yang sempat menerapkan kebijakan kantong plastik berbabayar di beberapa toko modern di Kota Bengawan.“Sampai sekarang kami belum menerima laporan. Duit hasil penjualan plastik kemarin dikemanakan. Semuanya harus jelas dan dilaporkan. Karena itu duit masyarakat. Pekan ini kami undang peritel untuk menindaklanjuti komitmen mereka pada pengurangan sampah plastik,” terangnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (25/4/2016).
Hasta menjelaskan hingga saat ini pengurangan kantong plastik dari toko modern belum signifikan mengurangi konsumsi sampah plastik di Solo. “Saya memang belum menghitung dengan terperinci. Tapi kasat mata saja saat ini masih banyak warga yang keluar dari supermarket, mal, atau minimarket membawa tas plastik. Itu jadi indikator kalau diet sampah plastik belum optimal berjalan,” jelasnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo hingga kini belum menerima laporan alokasi dana hasil penjualan kantong plastik berbayar yang sempat diterapkan sejumlah peritel yang mengikuti kebijakan diet sampah plastik beberapa waktu lalu.Sebelumnya, pemerintah pusat mencanangan gerakan “Diet Kantong Plastik”, Minggu (21/2/2016).
Hasil kebijakan tersebut direspons peritel dengan membatasi penggunaan kantong plastik. Beberapa langkahnya dengan mengarahkan konsumen menggunakan kardus bekas, membawa tas belanja sendiri, atau membayar tas kresek Rp200/lembar.Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo, menyatakan praktik penjualan kantong plastik mengarah pada komersialisasi kantong plastik. Maret lalu dia meminta peritel yang beroperasi di Solo menyetop penjualan plastik berbayar.
Membagikan Daging Kurban Dengan Cara Ramah Lingkungan | Spunbond Sablon
“Kita harus memberikan contoh kepada warga lainnya bahwa penyembelihan hewan qurban harus ramah lingkungan. Ini kali ke dua proses penyembelihan hewan kurban berwawasan lingkungan,“ kata Yayah.Mengenai dipilihnya bongsang dan daun jati sebagai pembungkus daging kurban, Yayah mengatakan, pihaknya memilih bongsang dan daun jati untuk menghindari efek yang ditimbulkan dari pembungkus kantong plastik,. apalagi plastik berwarna hitam atau kantong kresek berwarna hitam yang tidak memenuhi syarat kesehatan.“Kita ketahui bahwa plastik hitam mengandung zat adiktif yang bersifat karsinogenik yang bisa menimbulkan kanker, dan tentunya sangat berbahaya. Hal ini merupakan peringatan resmi yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),“ ungkap Yayah.Yayah mengaku, pihaknya tidak ingin mengambil resiko, sehingga pembungkus daging kurban menggunakan daun jati dan bongsang.“Jadi, kita memilih kemasan atau bungkus daging qurban yang lebih aman,“ujarnya.
Penyembelihan dan pembagian hewan kurban oleh Panitia Hewan Qurban DKM Masjid Mardhotillah Kampung Neglasari RT 02/RW 04 Kelurahan Cibuluh Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor berbeda dengan penyembelihan hewan qurban yang dilakukan oleh warga lainnya.Pasalnya, penyebelihan dan pembagian hewan kurban di Kampung Neglasari Cibuluh Bogor Utara ini menjadi bagian dari kampanye ramah lingkungan.Kalau selama ini kebiasaan warga membungkus daging kurban dengan kantung plastik, tapi, tidak untuk warga Kampung Neglasari, karena mereka memilih bongsang dan daun jati untuk pembungkusnya.
Uniknya lagi panitia disini juga menggunakan “Celemek” yaknipenutup bagian depan badan yang terbuat dari bekas kemasan makanan dan minuman.Bahkan, kupon yang dibagikan kepada warga untuk bisa mendapatkan daging kurban terbuat dari bahan bekas kardus dan karton.Pemandangan seperti ini sangat berbeda dengan kegiatan penyembelihan di lokasi lainnya yang ada di Kota Bogor.
Sekretaris Panitia Penyembelihan Hewan Qurban Masjid Mardhotillah, Yayah Komariah Darmaji mengatakan, proses penyembelihan dan pembagian hewan kurban di Kampung Neglasari sebagai bentuk Kampanye Ramah Lingkungan.
Pemerintah perlu kembangkan plastik mudah terurai | Spunbond Sablon
Selain itu saat dibuang ke pembuangan waktu degradasi sampah plastik sangat lama.Disamping hal tersebut penerapan sampah plastik berbayar yang saat ini digalakkan pun dinilai belum mampu mengatasi penumpukan sampah plastik tersebut di pembuangan Salah satu upaya cukup efektif saat ini yang bisa dilakukan yakni mengembangkan plastik berbahan khusus yang saat dibuang dapat terurai di tanah dengan waktu yang jauh lebih singkat dari plastik pada umumnya.Dengan begitu kebutuhan konsumen akan plastik belanja masih tetap terjaga "Beberapa retail seperti Indomaret, hotel dan perbelanjaan lain mulai menggunakan plastik berbahan khusus tersebut untuk kantong belanjaannya," ujarnya.Hal ini, tambah dia, dapat menjadi dasar pemerintah untuk menggandeng perusahaan tersebut mengembangkan plastik mudah terurai.Sebab, menurutnya untuk menghasilkan satu kantong plastik tersebut juga membutuhkan proses yang tidak mudah dan ada kecenderungan memiliki harga mahal dibanding plastik kresek biasa.Akan tetapi, bila pemerintah serius untuk mengembangkannya hal tersebut justru akan lebih menguntungkan baik untuk konsumen, produsen dan lingkungan. Bagi lingkungan setidaknya memudahkan dalam penguraian sampah plastik di tanah."Dibanding penerapan plastik prabayar yang butuh sosialisasi intensif, pengadaan plastik khusus ini lebih mudah," katanya.
Pengamat lingkungan hidup dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Dr Fadjar Goembira menilai bahwa pemerintah perlu mengembangkan plastik mudah terurai yang saat ini mulai digunakan beberapa retail di Indonesia."Mengurangi sampah plastik tidaklah cukup dengan penerapan plastik berbayar namun perlu juga dikembangkan yang mudah terurai di lingkungan," katanya di Padang, Selasa.Dia menyebutkan saat ini sampah plastik sangat sulit dikurangi bahkan dihilangkan sebab kebutuhan konsumen akan barang tersebut semakin besar seiring meningkatnya konsumsi.
Spunbond Sablon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar